Uswatun Hasanah S.HI., M.Pd.
Apakah anda seorang guru di madrasah yang berada di sebuah desa kecil? dan pernahkah anda menyerah pasrah karena sudah berkali-kali berusaha tapi belum ada hasilnya? Anda tidaklah sendirian, banyak sekali guru-guru disana yang berada di posisi seperti anda, bahkan ada pula yang lebih miris daripada anda, mereka yang berada di pulau-pulau terpencil yang harus memperjuangkan anak bangsa agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
Kondisi madrasah yang berada disebuah desa kecil memang seringkali tidak diuntungkan, apalagi di tingkat SLTA, diantara penyebabnya ada beberapa orang tua yang mempunyai kemampuan ekonomi lebih, mereka menyekolahkan anaknya di madrasah kota yang katanya lebih bergengsi. Ada pula orang tua yang mempunyai anak ber-IQ tinggi disekolahkan ke kota dengan alasan supaya bisa bersaing dengan anak-anak lain yang pintar. Dan tak jarang pula alasan klasik karena bosan dengan sekolah di desa yang sama sejak kecil. Sehingga seorang guru dan pimpinan madrasah di desa harus lebih berupaya sekuat tenaga untuk mensukseskan PPDB melebihi madrasah-madrasah yang ada di kota, yang diuntungkan dengan beberapa alasan tadi.
Di sisi lain, siswa madrasah di desa bisa dikatakan lebih banyak menguji kesabaran guru, beberapa diantara mereka kurang perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan, bahkan dari segi kedisiplinan, seringkali mereka mengesampingkannya. Mulai dari datang terlambat dengan alasan tidak ada yang membangunkan, baju yang tidak dimasukkan celana, atribut yang tidak dipakai, padahal sudah berbagai tindakan dilakukan oleh pimpinan madrasah dan guru, namun faktor extern masih sangat mempengaruhi kedisiplinan siswa-siswa tersebut. Banyak diantara mereka mempunyai masalah keluarga, mulai dari ekonomi, perceraian orang tua, dan minimnya kesadaran akan kebutuhan pendidikan anak dari orang tua.
Tentu saja tidak semua siswa di madrasah desa yang mempunyai masalah diatas, ada beberapa siswa yang tetap semangat belajar, bahkan bisa berprestasi dan bersaing dengan siswa madrasah di kota. Mereka inilah yang akan menjadi penguat kita sebagai guru, menjadi pelipur lara disaat lelah melanda.
Tidaklah salah ketika seorang guru pernah merasa lelah, marah, bahkan menyerah ketika mendampingi siswa yang mempunyai masalah. Namun ada banyak hal yang perlu kita ingat bahwa:
- Ilmu apapun yang kita berikan kepada siswa, bukan hanya pelajaran sekolah, tidaklah akan sia-sia, sekecil apapun itu, seremeh apapun itu, suatu saat pasti akan bermanfaat untuk mereka, sebagaimana terjemah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori “Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fiqih, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak (HR Bukhari)”.
- Guru di madrasah desa akan lebih terlatih kesabarannya karena sudah mendampingi beberapa siswa dengan masalah-masalahnya, disamping mereka harus menyiapkan perangkat pembelajaran, menyampaikan pembelajaran sesuai RPP dan melakukan penilaiannya, dibandingkan dengan guru di madrasah kota yang lebih leluasa mengerjakan tugas keprofesianya sebagai guru karena tidak terhambat oleh masalah-masalah siswa. Hal ini tertuang dalam terjemah surat Al Qashash ayat 80 “Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar”.
- Setiap pendampingan yang kita lakukan sebagai guru, tentu bernilai pahala, dan setiap pahala bernilai ibadah. Maka janganlah kita berkecil hati, berputus asa dan menyerah. Karena di tangan kitalah masa depan anak bangsa, siapapun mereka, bagaimanapun mereka, darimanapun mereka, tetap membutuhkan kita sebagai cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup mereka.
Foto : Uswatun Hasanah, S.HI., M.Pd. |
Sebagai kalimat penutup, agar bisa memotivasi guru-guru, saya sampaikan perkataan para sahabat mengenai keutamaan orang yang berilmu, sebagaimana dinukil oleh KH. Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adab Ta’lim wa al-Muta’allim halaman 20 : “Belajarlah ilmu, sesungguhnya mempelajari ilmu adalah suatu kebaikan, mencari ilmu adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, membahas suatu ilmu adalah jihad, bersungguh-sungguh terhadao ilmu adalah pengorbanan, mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak memiliki pengatahuan adalah sedekah”.
Oleh karena itu mari kita tetap istiqomah menjadi guru, siapapun siswa kita, darimanapun mereka, karena profesi kita adalah ibadah.