LITERASI
KARYA : SABRINA MUTIARA SARI
SEPI NAN SUNYI
(PART 1)
…
Pagi yang sepi, malam yang sunyi.
Hari ini, aku Sabrina Mutiara Sari ingin mengungkapkan isi hatiku mengenai covid19.
Disaat libur, awalnya aku senang. Tapi, ketika ada himbauan adanya virus covid19, semuanya serasa berubah. Tugas yang terus menerus berdatangan, dan itu pun di luar pemahaman.
Dengan berprinsip stay at home, semuanya serasa begitu membosankan. Mengikuti aturan protokoler untuk berjaga jarak, memakai masker, dll.
Oh corona…
Mengapa kau begitu menyebalkan
Kau itu tamu yang datang tanpa diundang,
datang membawa keresahan
Juga kesedihan Hari-hari yang dipenuhi rasa kekhawatiran,
dimana semua doa sudah dipanjatkan.
Semua kegiatan pun sudah dirumahkan,
libur tanpa adanya kenikmatan
Berjalan menuntut ilmu menuju sekolah,
itu hal yang sangat aku rindukan.
Berawal dari cerita kedatanganmu,
datang tak diundang namun juga tak terlihat
Ribuan jiwa melayang karenamu,
semua keceriaan serasa lenyap karenamu.
Ku berdoa pada Tuhanku, agar kau dan seluruh keluargamu cepat menghilang dari bumi ini.
Tanpa aku sadari, kedatanganmu juga memberi peringatan kepada seluruh manusia agar menjaga bumi ini dengan baik.
Ku sadari juga, selama ini manusia telah bertindak sewenang-wenang juga ceroboh…
Membuang sampah sembarangan, pembakaran sampah, penebangan hutan, polusi udara yang berterbangan, dll.
Semua itu bisa merusak alam pada hakikatnya, dan merugikan diri sendiri. Karena rusaknya alam itu berarti rusaknya sumber kehidupan manusia juga.
Hakikat manusia yang bertanggung jawab untuk memakmurkan bumi, mengelola alam dan melestarikannya. Tapi kenyataannya, adalah sebaliknya. Sifat manusia yang suka merusak di dorong oleh hawa nafsu itu melahirkan sifat rakus dan tamak.
Jika berhadapan dengan alam, sifat ini begitu membahayakan. Karena akan menjadi makhluk perusak yang akan mengeksploitasi alam tanpa memerhatikan kelestariannya. Kita semua tahu! Pandemi corona semakin hari, semakin menjadi-jadi. Bertambahnya korban… dll. Hal itu sering membuat orang panik dan cemas akannya.
Namun, rasa takut dan cemas berlebih dapat membuat keadaan semakin memburuk. Oleh karena itu, kita harus mematuhi pemerintah dalam hal menjalankan perintahnya, dengan duduk dan diam di rumah saja.
"Kesehatan itu mahal harganya, dan mencegah itu lebih baik daripada mengobati"